Hits

Bentrokan : Sebuah Sisi Lain Kenaikan BBM

Demo BBM Makin Memanas!! Bentrokan antara mahasiswa dan aparat tak terhindarkan di berbagai daerah. Itulah kira-kira trend headline koran-koran nasional maupun daerah baru-baru ini. Dari ujung barat sampai timur indonesia pun bergejolak gara-gara dinaikkannya harga 3 huruf keramat tadi. Dan seperti biasa, layaknya mayoritas demo-demo lain di negara ini, ujung-ujungnya pun berakhir dengan bentrokan dengan pihak keamanan. Entah pihak mana dulu yang memulai, yang pasti di saat musim kemarau seperti saat ini pastilah emosi ini jadi semakin mudah tersulut dan bentrokan pun tak terhindarkan (atau malah bisa disebut sengaja menyulut bentrokan??)


Bagaimana suasana tak jadi panas, masalah 3 huruf tadi ternyata tak sesederhana jumlah hurufnya itu. Menyinggung BBM, berarti menyinggung nasib abang tukang ojek. Menyenggol harga BBM berarti menyenggol nasib mahasiswa, tukang sayur, ibu-ibu tukang gosip sampai pada para pengusaha berdasi. Bermain dengan harga BBM sama artinya dengan ’bermain’ nasib seluruh rakyat indonesia dari sabang sampai merauke!! Dan karena merasa nasibnya ’dipermainkan’ , timbullah gejolak di masyarakat. Maka muncullah apa itu gerakan rakyat dan mahasiswa anti kenaikan BBM atau apalah namanya yang seperti saya sebutkan tadi mayoritas ujung-ujungnya pun berakhir dengan kekerasan. Terlintas di benak saya mungkin memang bentrokan semacam itulah yang diinginkan oleh para pendemo anti kenaikan harga BBM. Mengapa berpikir demikian? Karena demo yang ’adem ayem’ biasa-biasa saja hanya akan dianggap angin lalu, takkan dilirik oleh empunya istana. Biarlah seluruh dunia melihat, begitu mungkin pikir mereka (Bah.. apa kata dunia?)


Miris memang, melihat sesama merah putih saling adu jotos satu sama lain. Di sisi seberang berjuta rakyat miskin kelaparan saling bunuh satu sama lain hanya untuk mengganjal perut mereka yang keroncongan karena beberapa hari tak makan. Kemarin siang dari sebuah milist saya mendapat info yang entah bisa saya sebut lelucon atau malah mengiris hati. Kenaikan BBM telah mengurangi angka kemiskinan di Indonesia, begitu subject mailnya yang entah sudah berapa kali di forward. Penasaran dengan statement subjectnya yang agak tak masuk akal, saya langsung saja baca lebih jauh isinya. Ternyata menurutnya memang angka kemiskinan berkurang, karena setiap harinya jumlah orang miskin yang meninggal karena perutnya lapar tak terisi semakin bertambah!! Entah benar entah hanya karangan, yang pasti secara logika kenaikan BBM memang membuat kaum wong cilik harus lebih bersusah payah untuk membiayai hidup mereka di negara ini.


Kesulitan ekonomi rakyat inilah yang katanya menjadi dasar dari gerakan demo anti kenaikan harga BBM ini (semoga memang benar-benar memperjuangkan rakyat). Dan tentu saja kalau sudah menyangkut heroisme seperti ini, terpaan panas terik dan kerasnya aspal pun tak akan dirasa oleh mereka. Di sisi yang satu lagi, pasukan keamanan pun berpikiran hampir sama bahwa mereka sendiri juga adalah pahlawan. Mereka adalah prajurit negara yang notabenenya harus senantiasa melindungi ibu pertiwi dari ancaman eksternal maupun internal. Dan demo yang berpotensi anarkis seperti sekarang ini sangat berpotensi mengancam negara. Coba anda bayangkan jika 2 kubu pahlawan kebenaran yang berseberangan kepentingan ini bertemu satu sama lain? Tentunya jawabnya bukanlah main gaplek atau makan bareng, tapi BENTROKAN.


Dan mengenai bentrokan ini, muncullah komentar-komentar dari berbagai pihak. Salah satunya yang banyak terekspose adalah komentar dari salah satu pejabat negara. Dia berkomentar ” Pihak keamanan jangan menggunakan otot, karena mahasiswa (yang berdemo) itu menggunakan pikiran ”. Saya rasa pendapatnya ada benarnya juga, dengan catatan kalau itu demonya dalam bentuk tukar pendapat dengan tokoh pemerintahan/ pejabat. Tapi kalau demonya sudah menjurus ke arah anarkis seperti tadi, ya mau bagaimana lagi, mau tak mau pihak yang berwajib pun harus bertindak tegas, terpaksalah harus pakai otot.


Entahlah sudah berapa banyak korban yang jatuh dari kedua belah pihak, yang pasti masing-masing pihak akan merasa jika mereka mati dalam bentrokan, mereka akan mati sebagai pahlawan. Yang satu adalah pahlawan wong cilik, yang satu lagi adalah pahlawan negara. Yah, mungkin mereka semua terinspirasi dari pahlawan-pahlawan kita di masa lalu yang telah berjuang demi rakyat dan negara. Mulai dari pahlawan kemerdekaan, pahlawan revolusi, pahlawan reformasi, pahlawan tanpa tanda jasa, pahlawan olahraga, dan masih banyak lagi pahlawan-pahlawan lain yang tak pernah kita ingat namanya kecuali hanya untuk perayaan hari pahlawan atau hari-hari besar tertentu lainnya. Mungkin mereka yang terlibat dalam bentrokan demo BBM bisa disebut Pahlawan BBM ya? Tapi julukannya ini kok agak gimana gitu, malah persepsi saya langsung diterbangkan ke salah satu acara parodi pemerintahan bertajuk Republik BBM. Namun lebih dari itu semua alangkah lebih mulianya untuk menjadi seorang pahlawan yang dapat membuat bentrokan antar sesama putra bangsa seperti ini takkan terulang lagi. Demo dengan kepala dingin tanpa bentrokan memang sudah sulit ditemui pada jaman edan seperti sekarang. Tapi kalau kita berdemo dengan damai seperti itu dan menghindari bentrokan dengan pihak keamanan, saya rasa itu sudah cukup menjadi pahlawan... Pahlawan yang mengindari jatuhnya korban akibat bentrokan...



[get this widget]

5 komentar

NazRuL Mujahid mengatakan...

> Semangat Rez..... kayaknya udah punya hobi baru... PENGAMAT... ha ha... awal yang baik sodaraku.

> tapi jangan lupa doakan aku...

> bagi2 ilmunya... biara aku g muter di sini aja....heeeeee

NazRuL Mujahid mengatakan...

bagaimanapun hidup ini sederhana... bila kita bisa menyderhanakan pikiran kita....
katanya..... otak kita g bisa dipake untuk mikirin hal yang g sederhana...
Jadi orang yang sukses adalah orang yang bisa menyederhanakan semua hal...
termasuk kta mahasiswa juga harus bisa maksimal untuk melaksanakan peran di panggung sandiwara ini. biar sutradara kita yaitu Allah g marah krn kita gagal.

Anonim mengatakan...

iya rul, tugas utama kan belajar kelarin kuliah dulu ya..

Anonim mengatakan...

assalamualaikum..
hello,old friends..
BBM emg buat rakyat sengsara,harus kita akuin itu.. tapi kita juga harus menganalisa mengapa hal itu terjadi. emang dalam jangka waktu pendek,hal itu sangat memberatkan bagi rakyat kecil tapi kita harus berpikir dalam jangka panjang.. intinya ada di APBN yang dah gak terkontrol lagi. subsidi BBM menyedot banyak dana dari APBN, padahal banyak aspek yang harus diperbaiki (baca:didanai) daripada sekedar menutup subsidi. ditambah harga minyak dunia yang terus menerus naik akibat imbas dari resesi ekonomi yang mulai dialami oleh USA. ditambah lagi Indonesia dah keluar dari OPEC. keluarnya Indonesia dari OPEC membuktikan bahwa kita sudah tidak bisa mengandalkan sektor migas sebagai sumber pemasukan APBN.

MAu gak mau, BBM emang harus naik.. sedih emang, tapi daripada kita ngutang lagi untuk nutup dana subsidi BBM ??

"Bangkit itu malu, malu karena maunya minta melulu" (deddy mizwar, 100 tahun kebangkitan nasional)

Unknown mengatakan...

investasiku..blogwalking

uhuy!