Hits

‘Tak bersyukur’ equals to ‘Menghina Allah’??

sebuah artikel untuk magang/kaderisasi di buletin Lemtaqwa


“ An****!!! Padahal gua udah mau pulang, malah hujan lagi” Dani menggerutu dengan geram. “ Huh, terpaksa deh, gua harus nunggu di halte ini sendirian ampe hujan reda” dia terus menggerutu, padahal tak ada seorangpun yang ada di dekatnya yang akan mendengar keluhannya itu. Begitulah sepenggal kisah di sebuah halte bus pada hari hujan. Mungkin, diantara kita ada yang pernah menyaksikan “dani - dani” yang lain seperti yang ada dalam kisah diatas, atau bahkan kita sendiri yang pernah bertindak sebagai dani??

Tindakan seperti yang dilakukan dani, dengan menggerutu dan mengucapkan kata-kata kasar merupakan sebuah ekspresi wujud dari ketidakpuasan terhadap suatu keadaan. Bagi kita kaum muda, nampaknya sudah menjadi suatu hal yang wajar untuk mengekspresikan ketidakpuasan kita dengan cara seperti itu, yakni dengan memaki-maki dan menyebutkan beberapa “ uncencored words” yang seharusnya tak patut kita ucapkan. Padahal, kalau kita pikir lebih jauh, terhadap siapakah sebenarnya makian-makian itu telah kita alamatkan? Terhadap Allah SWT!!! Ya, Sadar atau tidak sadar banyak dari kita dalam mengekspresikan rasa ketidakpuasan telah memaki dan menghina Allah SWT, naudzubillahi min dzalik. Coba kita pikir, pada contoh dani, dia telah memaki hujan, padahal atas seijin siapakah hujan turun di muka bumi ini? Allah SWT, bukan?

Tentunya kejadian seperti itu takkan terjadi jika kita lebih sadar akan pentingnya bersyukur pada nikmat yang diberikan oleh Allah pada kita. Sesungguhnya kita takkan pernah mampu menghitung banyaknya nikmat yang telah Allah berikan pada kita, entah itu karena Nikmat dari-NYA terlalu banyak untuk kita hitung dan kekhilafan kita yang tak sadar akan nikmat yang telah Allah karuniakan. Allah berfirman dalam Al-Quran, “Fabiayyi ala i Rabbikuma Tukadziban” Maka Nikmat Tuhan Kamu Yang Manakah Yang Kamu Dustakan ? Dari ayat tersebut jelaslah tentang pentingnya untuk bersyukur atas nikmat yang Allah berikan, bukan malah memaki-maki nikmat yang diberikan oleh-NYA. Nah, kawan-kawan.. mulai sekarang, akankah kalian berkata-kata kotor lagi dalam mengekspresikan ketidakbersyukuran kita??





[get this widget]

0 komentar